Betapa sekarang saya mulai merasa jompo. Bukan apa-apa. Saat masih kuliah dulu, banyak aktivitas yang saya lakukan dalam sehari, ngider-ngider kota Pekanbaru dengan motor, panas-panasan, terasa biasa saja. Tak capek, lelah, bahkan terasa menyenangkan. Lihat sekarang, dikit-dikit tubuh ini sudah butuh body treatment. Hadeh.
Wajar sih, hampir 12 jam dalam setiap hari saya kerja. Ternyata melelahkan juga. Belum lagi kadang weekend ngambil kerjaan lain. Nah, mati deh!
Seperti Sabtu di akhir pekan ini, alih-alih beristirahat, saya malah ngambil kerjaan. Berangkat subuh, baru kelar sore menjelang maghrib. Belum lagi menempuh perjalanan macet dari Harmoni ke Tebet di sore Sabtu yang super padat. Lelah? Sure!
Honestly, I enjoy everything I did. Banyak yang nanya, “Kenapa kerja terus sih? Gak capek apa?” atau cemooh lain, “Kerja mulu, kaya engga!” Gak usah dipusingin sih, nikmati aja.
Seperti sore itu, driver taksi online berbasa-basi mengajak saya ngobrol. Mulai bertanya dengan hal-hal ringan saat di perjalanan menuju Tebet. “Abis ngajar, Bu?” demi kesopanan, saya biarkan si Bapak menyapa dengan panggilan ‘Ibu’.
Saya menjawab dan sedikit menjelaskan. Kemudian si Bapak lanjut bertanya hal lain mengenai perusahaan lebih detail. Saya jelaskan kalo saya hanya freelance saja, ngambil kerjaan kalo lagi senggang saja, bukan karyawan perusahaan tersebut.
Si Bapak agak kaget –entahlah apakah itu bentuk kekagetan atau hanya pura-pura terlihat menarik saja, saat saya menjelaskan bahwa dari mana asal saya.
“Memangnya di Pekanbaru tidak ada pekerjaan ya, Bu? Sampai harus bekerja jauh-jauh di sini?” tanya sang Bapak dengan nada yang terdengar di telinga saya bagai mengolok.
Sungguh, saya tak ingin begitu semangat menanggapinya. Saya lelah, dan nada negatif seperti itu gak baik buat saya. Negative vibe hanya akan ganggu mood dan performa saya. Dari pada capek dan lelah sendiri, mending pilah pilih mana yang harus dipikirin, mana yang enggak.
“Ada kok, Pak. Tapi, kalo rejeki di sini, ya mau gimana,” jawab saya sekenanya. Saya memutuskan untuk menutup mata dan mencoba istirahat sejenak.
Namun, si Bapak lanjut lagi. “Emang kerja di sini bisa nabung? Mohon maaf nih, Bu, kan banyak yang kerja tapi gak punya tabungan, ya, buat apa?” Sepertinya sang Bapak emang butuh teman diskusi. Tapi nadanya bertanya dan ingin tahu membuat saya tak tertarik.
Saja hanya menjawab sekenanya, “Bisa, Pak.“
Tapi si Bapak malah ketawa dan melanjutkan, “Gede nih gajinya.“
Saya membenarkan posisi duduk, yang awalnya bersandar jadi tegap. “Standar. Banyak yang gajinya banyak, tapi kalau lifestyle tinggi ya mana bisa nabung. Tergantung pribadi masing-masing,” respon sang Bapak mau tak mau membuat saya jadi terseret terlalu dalam pada pembicaraan ini.
Bukan apa-apa, bukan sekali dua cemoohan ini saya dapat. Banyak malah orang-orang yang meremehkan, seolah-olah di saat kita berusaha dengan cara sendiri, hal itu dipandang hanyalah keputusan bodoh dan membuang-buang waktu. Secara tidak langsung sang Bapak memberi pesan pada saya, lebih baik saya mengurus kampung saya dan berusaha di sana. Itu yang saya tangkap dari pernyataan-pernyataan beliau setelahnya. Demi menenangkan diri, saya berusaha kalem agar tidak merusak mood saya.
Bukannya saya tidak mau berkebun maupun mengurusi ladang di kampung, karena memang keluarga saya bukan keluarga petani yang punya lahan luas yang bisa digarap. Bukan pula saya tidak mau berusaha di daerah sendiri, tapi apakah salah jika saya ingin mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru demi kehidupan yang lebih baik? Bukankah pengalaman itu bisa jadi modal saya untuk balik ke kampung dan membangun daerah saya sendiri? Itu yang tidak saya katakan. Lelah. Biarkan saja mereka -dan juga driver taksi saya ini, dengan pikirannya.
Setelah panjang lebar, akhirnya si Bapak diam. Mungkin dia baru menyadari saya tidak tertarik membalas berbagai argumennya. Hingga sampai di kantor Tebet, saya habiskan dengan merebahkan punggung di kursi penumpang yang cukup empuk itu. Mengumpulkan tenaga untuk aktivitas selanjutnya.
Barang bawaan saya banyak, peralatan-peralatan administrasi, modul, laptop, untuk kepentingan kelas, serta barang saya sendiri. Saya menggotong semua barang turun dari mobil, menuju lobby dan naik ke lantai atas kantor. Saya janji bertemu seorang di pusat perbelanjaan sebelah kantor. Ya, sekalian menikmati malam minggu lah.
Saya mulai merasakan bagian bahu dan punggung saya sakit. Terasa keram karena banyaknya barang yang saya bawa. Tapi, saya lupakan sejenak demi bertemu teman yang sudah hampir setengah tahun tidak berjumpa. Teman main saat belum hijrah ke Jakarta.
Ternyata Kak Melati -teman yang saya temui, mengajak teman kantor dan teman kuliahnya. Jadilah kita ngumpul bareng. Yang sebelumnya gak kenal jadi teman sejak pertemuan tadi malam. Satunya dari daerah yang sama dengan saya dan Kak Melati.
Setelah cerita panjang lebar, melepas rindu, dan membahas gosip terbaru -bagian yang tak boleh terlupakan. Di tengah obrolan soal kerjaan, saya cerita badan saya sudah tidak se-fit dulu. Banyak capeknya. Ngerjain hal-hal kecil saja sudah lelah. Apalagi kerjaan hari itu dengan beban barang yang banyak membuat badan saya pegel. Mau massage juga takutnya kemahalan.
Kak Mel -begitu saya panggil, nyaranin buat coba massage di Spa gitu. “Ah, kan di Jakarta banyak Spa, Tik!”
“Mahal, Kak,” jawab saya polos.
Kak Mel ketawa. “Cerdas dikit, dong. Kan banyak promo,” katanya. Lalu, dia meraih ponsel pintar dari tasnya. Dia buka sesuatu, lalu menunjukkannya pada saya.
Ternyata dia buka aplikasi Traveloka. Saya kaget sih. Ternyata di Traveloka gak cuma ada tiket pesawat, hotel, dan film biosop. Maklum, saya cuma tau itu doang. Kurang eksplorasi he he he. Biasanya beli tiket pesawat sih, gak jarang juga beli tiket nonton.
Sureprisingly enough, ternyata ada bermacam promo hiburan juga di Traveloka Xperience. Traveloka udah menuhin kebutuhan penggunanya gak hanya dari segi travel, tapi juga lifestyle. Di #XperienceSeru ini banyak produknya, mulai dari bioskop, hiburan, event, atraksi, olahraga, taman bermain, tur, transportasi lokal, makanan dan minuman, serta spa dan kecantikan. Yang terakhir adalah yang saya cari.
Saya coba lihat penawaran yang ada. Tentu saja yang saya pilih adalah menu ‘Massage & Spas’ untuk dapetin body treatment yang diinginkan. Alangkah bahagianya hati ini melihat banyak spa dengan harga promo.
Tentu saja yang saya lihat tidak hanya harganya, tapi yang mudah saya jangkau dan dekat dari tempat tinggal. Selain itu melihat review-review yang ada.
Saya memutuskan untuk mengambil voucher Traveloka Xperience di ‘Kokuo Reflexiology Midplaza Treatments‘ yang ada di Jalan Jend. Sudirman.
Cara bookingnya gampang. Sini saya kasih tahu. Hehe bukannya sombong, tapi mau ngajarin karena masih baru tadi malem booking. Semangat untuk berbagi juga masih tinggi. Kalo hal-hal baik gini kan harus dibagiin agar semua orang bisa happy seperti saya.
Jadi sebelum memilih mana yang mau di-book, lihat dulu detailnya. Seperti fasilitas yang ada, treatment apa aja yang didapat, berapa lama durasinya, kapan saja waktu operasionalnya, hingga sampai kapan voucher dapat ditukarkan.
Saya memilih ‘Regular Reflexiology’ dengan durasi 60 menit. Harganya cuma Rp113.000 saja. 1 tiket hanya untuk 1 orang. Saya book untuk hari Senin malam, pukul 7 pm, waktu yang pas setelah pulang dari kantor.
Disarankan untuk menghubungi pihak reflexiologinya untuk mendapat informasi akurat kapan jadwal yang tidak terlalu ramai. Takutnya udah penuh semua jamnya.
Setelah pembelian voucher, nanti akan dihubungi oleh pihak CS pihak Spa untuk mengkonfimasi slot waktu yang udah dipilih. Setidaknya maksimal 45 menit setelah kita dapetin vouchernya.
Kalo misalnya gak dihubungi salam waktu lebih dari 45 menit, hubungi aja CS nya. Hanya saja, dijelaskan bahwa keterlambatan hadir lebih dari 15 menit akan langsung ditolak oleh pihak Kokuo. Namun, nanti masih bisa reschedule kok, selama masih dalam periode validitas dan slot waktu tersedia. Menurut informasi yang tersedia, voucher dapat ditebus hingga 14 hari setelah tanggal visit date.
Namun, jangan membatalkan jadwal treatment dadakan ya. Setidaknya 1 hari sebelum waktu kunjungan agar mendapat pengembalian ulang.
Jika sudah pas, booking tiket body treatment dengan mengisi form dan data-data yang dibutuhkan. Lakukan sesuai prosesnya dan selesaikan transaksinya.
Ah, senangnya hati ini. Saya selalu bahagia melakukan sesuatu yang menyenangkan dengan informasi baru, dan tidak hemat. Body treatment seperti ini penting bagi tubuh saya serta ngasih pengalaman baru. Traveloka bener-bener ngasih #XperienceBaru buat saya. Ini jadi pengalaman pertama Spa selama di Jakarta! Anaknya emang norak sih hehe.